Cerita Anindya – Kendala ekonomi kerap menjadi alasan sebagian siswa tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini pula yang menjadi ujian bagi Anindya Putri Fatikha Sani (22) yang saat memasuki masa kuliah, ayahnya sebagai tulang punggung keluarga justru pensiun.
Namun gadis asal Surabaya ini berhasil membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi nyatanya tak menghalanginya mengejar mimpi kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Keinginan Anindya untuk kuliah di uji karena keluarganya mengalami perubahan ekonomi tepatnya saat ia berada di kelas slot777 11 SMA kala itu.
Sang ayah yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga telah memasuki masa pensiun. Dengan mengandalkan uang pensiun ayah dan sang ibu yang membuka usaha jahit sangat pas pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Belum lagi untuk membayar biaya pendidikannya dan kakak serta adiknya.
Baca juga: Perjuangan Awane Lulus Kuliah di UGM, Pernah Cuti Karena Kasus Rasisme
Penerima KIP Kuliah yang lulus cumlaude
Namun Anin bersyukur, ia di berkati dengan orangtua yang mendukung anak-anaknya untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Berkat dukungan orangtua dan ketekunan dalam belajar ia berhasil masuk FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UGM dan mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).
Perjuangan Anin berbuah manis karena bulan November 2024 mengikuti prosesi wisuda Bersama wisudawan.
Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) angkatan 2022 ini berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,76. Bahkan selama kuliah, Anin berhasil meraih segudang prestasi yang membanggakan.
Melalui beasiswa KIP Kuliah yang di peruntukkan bagi lulusan SMA/SMK dengan potensi akademik baik dari keluarga kurang mampu inilah Anin mulai merajut asa di UGM.
“Bersyukur saya di berkati dengan orangtua yang suportif mendukung kesuksesan anak-anaknya,” kata putri pasangan Samudji (61) dan Marmiani (55) ini.
Baca juga: Cerita Uphe, Lulus dari UGM Usia 20 Tahun Raih IPK 3,91
Jadi mahasiswa berpretasi
Tidak hanya menyelesaikan kuliah tepat waktu, Anindya juga mencatatkan berbagai prestasi gemilang.
Ia berhasil menjuarai berbagai kompetisi di tingkat nasional, beberapa di antaranya Juara 1 lomba 7th Islamic Economic Festival 2024, Juara 1 LKTIN Technology days by Universitas Ahmad Dahlan, dan Juara Science project TED 2023 by SV UGM.
Selain berprestasi Anin juga aktif dalam kegiatan organisasi salah satunya menjadi Ketua Unit Seni Rupa UGM, anggota BEM FEB, lalu menjadi asisten dosen, hingga peer support CSDU FEB.
Anin juga terpilih mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan. Momen itu menjadi sangat berkesan bagi Anin. Pasalnya, melalui PMM inilah ia bisa naik pesawat untuk pertama kalinya dan belajar budaya Indonesia.
Anin mengaku tidak menemui hambatan berarti selama kuliah di https://novartp.com/. Ia bersyukur mendapatkan teman-teman yang suportif ditambah dengan dukungan fasilitas kampus yang memadai.
Ingin kuliah S2 di luar negeri
Hanya saja persoalan keuangan lagi-lagi yang menjadi ganjalan. Dengan kondisi perekonomian keluarga pas-pasan memaksanya untuk hidup hemat saat di perantauan. Namun ia tak pernah mengeluh dan menjalani hidup penuh dengan rasa sabar dan ikhlas.
“Tidak mungkin Tuhan hanya memberi paket kesedihan dalam kehidupan seseorang yang senantiasa berjuang, sedih senang itu satu paket. Jadi kalau lagi susah, sedih, dan terpuruk, selalu saya tanamkan dalam hati bahwa it will pass,” jelasnya.
Saat di singguh rencana selepas lulus, Anin mengungkapkan rencananya untuk melanjutkan studi jenjang master (S2) di universitas luar negeri guna mendukung impiannya menjadi dosen.
Ia pun menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya serta mencari beasiswa studi lanjut. Selain menjadi dosen, ia juga memiliki mimpi besar nantinya dapat membangun bisnis di bidang fashion clothing.
Baca Juga Artikel Lainnya di angkutanpickuplampung.com
Anin pun berpesan bagi siapa saja yang saat ini tengah berjuang untuk terus mengobarkan semangat mewujudkan impian, meskipun di tengah keterbatasan. Menurutnya setiap manusia memiliki hak untuk bermimpi dan memiliki kehidupan yang layak.
“Jika di rasa dunia terlalu berat untuk di jalani, istirahat sejenak dan ingat lagi wajah orang-orang yang kamu sayang yang ingin sekali kamu buat bangga. Tetap bertahan, karena tidak ada satu hal pun di dunia ini yang bisa mengalahkan orang yang bertekad kuat,” pungkasnya.